Rabu, 08 September 2010

Surat Seorang Istri Setia

Surat Zaujah Syeikh Umar Abdurrahman, Ir. Ummu Ammar.

SURAT SEORANG ISTRI SETIA

UNTUK SUAMINYA SEORANG PANGLIMA YANG DIPENJARA
SYEIKH UMAR ABDURROHMAN – SEMOGA ALLOH MEMBEBASKAN BELIAU
Ir. Ummu Ammar …. istri Syeikh Dr. Umar Abdurrohman


Segala puji bagi Alloh robb semesta alam, yang telah memuliakan manusia yang tidak berdaya, memberinya t...aufik, hidayah dan irsyad, memilihnya dan mengarahkannya kepada yang benar … memberikan taubat kepada si buta dan menerima taubatnya jika dia bertaubat. Sholawat dan salam semoga terlimpah kepada nabi, habib dan sayyid kita Muhammad Saw, yang seruannya telah meluas, memiliki pasukan yang sangat banyak dan berperangai agung. Semoga sholawat, salam dan berkah Alloh terlimpah kepada beliau, semua anggota keluarga beliau, para sahabat dan orang-orang tercinta, para keturunan dan ahli bait, serta siapa saja yang mengikuti petunjuk beliau, menempuh jalan beliau dan berpegang teguh dengan sunah beliau hingga hari kiamat.

Amma ba`du ….
Salam untukmu duhai suamiku tercinta …
Salam untukmu di mana saja ….
Di penjara …. Atau rumah sakit … atau di negeri yang jauh maupun yang dekat ….
Salam untukmu dari seorang istri yang telah Anda nikahi untuk Alloh, karena Alloh dan di jalan Alloh
Salam untukmu dari seorang istri yang tetap setia dan sabar bersamamu …..meskipun selama bertahun-tahun harus berpisah jauh dengan suami dan guru besarnya …
Salam setia untukmu …. Salam yang aku persembahkan untukmu sebagai bukti kesetiaanku …
Saya berjanji kepada Alloh kemudian kepada Anda untuk senantiasa bersabar dan selalu mengharap pahala dari Alloh …
Aku akan selalu menjaga kehormatanmu, mendidik anak-anakmu, menyebarkan keutamaanmu, mengingat setiap kebaikanmu dan bersabar menanggung berat dan payahnya kehidupan … demi Alloh, sungguh banyak itu semua ….
Salam untukmu yang aku telah mengukirnya dengan hatiku sebelum penaku dan ditulis oleh perasaanku sebelum perbuatanku ….
Salam untukmu dari istri yang berkata sebagaimana perkataan sayyidah Hajar kepada suaminya yang mulia sayyid Ibrohim - `alaihis sholat wa salam – ketika ditinggal bersama anaknya di padang pasir tandus di Makkah : “Allohkah yang memerintahkan Anda akan hal ini ?”. Ibrohim menjawab : “ya” . Hajar berujar : “Kalau begitu, Alloh tidak akan menelantarkan kami”.
Dan benar, meskipun harus kelaparan dan kekurangan …. Meskipun harus berpisah, berjauhan …. Meskipin harus merasakan pedih dan embargo … dan meskipun kehilangan semua pilar-pilar kehidupan ….tetapi Alloh tidak pernah menelantarkan kami … semua anakmu sekarang sudah sekolah di universitas … si Ammar berada di fakulttas ushuluddin … anak-anak perempuanmu yang lain berada di fakultas kedokteran universitas Al Azhar … benar, sungguh Alloh tidak pernah menelantarkan kami, karena kita semua hidup untuk Alloh, karena Alloh dan di jalan Alloh …

Suamiku tercinta …..
Bersenang hatilah, karena aku akan bersikap amanah dengan peninggalanmu untuk tetap berdakwah dan mentarbiyah mengajak manusia kepada Alloh, dan mendidik anak-anakmu dengan baik … Anda tidak pernah meninggalkan dinar maupun dirham, tetapi Anda telah meninggalkan jalan yang penuh wewangian yang sekarang kami rasakan … Anda telah meninggalkan Islam untuk kami, dan cukuplah itu sebagai nikmat … Anda telah meninggalkan untuk kami keutamaan, amanah dan kejujuran yang nilainya lebih berharga dibanding dengan semua perbendaharaan dunia ….

Suamiku tercinta ….
Alloh Ta`ala berfirman : “Diantara orang-orang beriman ada beberapa orang yang telah berjanji kepada Alloh, maka diantara mereka ada yang meninggal dan ada pula yang menunggu dan mereka tidak merubah janjinya”.
Dan saya berharap Anda termasuk mereka, dan Allohlah yang akan menghisab Anda … Anda telah mencurahkan segala sesuatu demi agama … Anda telah berkorban dengan istri-istri Anda … Anda tinggalkan tanah air dan orang-orang tercinta … Anda dipenjara dalam waktu yang cukup lama… berada dalam keterasingan yang sangat ketika anda berada di usia senja dan sakit-sakitan ….
Anda harus menanggung penjara, sakit-sakitan dan kehilangan indra penglihat … serta keterasingan dengan kesabaran yang sungguh menakjubkan dan keredhoan yang agung terhadap Alloh subhanah dan kehendak-Nya …
Sungguh, pengorbananmu tidak akan mampu ditiru oleh seorang pemuda yang kuat dan kaya raya sekalipun …
Anda telah menjadi hujjah atas semua kaum muslimin … kenapa kaum muslimin bermalas-malas untuk membela agama mereka ? … padahal diantara mereka ada yang bertubuh sehat, hartawan, kekayaannya melimpah, tidak sakit-sakitan dan tidak berusia lanjut, tetapi disaat yang sama dia bermalas-malas untuk melaksanakan sholat jama`ah dan menolong Islam baik dengan ucapan maupun dengan dirham …

Suamiku tercinta …
Anda sering mengulang-ulang perkataan sahabat mulia …
Aku tidak peduli ketika aku harus dibunuh sebagai seorang muslim
Bagaimanapun caranya aku harus dihukum mati karena Alloh
Selama itu semua demi membela Alloh dan jika Dia berkehendak
Niscaya Dia akan memberkahi jasad yang tercabik-cabik dan terburai ..
Dan hari ini, seolah-olah Anda mengatakan :
Dan aku tidak peduli ketika harus mati di penjara
Dia atas tempat tidur ataupun di dalam penjara
Aku juga tidak peduli ketika aku harus mati
Di negeriku ataupun di belahan bumi Alloh yang lain
Bahkan di Amerika sekalipun ….
Aku tidak peduli ketika harus mati dan disekitarku ada kekasihku, anak-anakku, kerabatku dan murid-muridku … atau aku harus mati terasing seorang diri di negeri yang tak ada seorangpun yang kukenal dan tidak ada seorangpun yang mengenalku …
Maka cukuplah bagi Anda wahai guru besar dan suamiku, bahwa Alloh telah mengenal namamu, postur tubuhmu dan warna kulitmu. Dan Alloh akan memilihnya sebagai orang yang mati syahid

Suamiku tercinta ….
Anda telah melakukan jual beli dengan Alloh, maka sungguh beruntung jual beli tersebut … Anda telah berikan dunia dan berlaku zuhud di dalamnya … Anda telah kembali dari tugas delegasi di luar Mesir dalam keadaan kaya raya, tetapi sekarang Anda menjadi fakir, narapidana dan terasing …
Sebenarnya Anda bisa terus hidup dalam delegasi-delegasi pendidikan, mempromosikan buku-buku pelajaran kepada para siswa dan lain sebagainya sebagaimana yang dilakukan oleh sebagian dosen universitas … tetapi Anda meninggalkan itu semua …
Anda tinggalkan keluargamu kepada Alloh, dan kalau bukan karena Dia niscaya kami akan benar-benar menderita … Anda telah menolak untuk mencetak pelajaran-pelajaran yang telah Anda sampaikan atau menulis buku untuk mencari uang ketika anda menjadi dosen di universitas sebagaiman yang terjadi hari ini … tetapi Anda selalu katakana kepada murid-murid Anda : “Carilah dari kitab tafsir manapun yang mu`tamad dan terkenal … pada akhirnya nanti pasti kesimpulannya adalah sama”.
Telah beruntung jual beli itu wahai suamiku … sungguh telah beruntung. Anda telah minggalkan yang sedikit untuk meraih yang lebih banyak, meninggalkan yang fana untuk meraih yang kekal, meninggalkan yang hina untuk meraih yang mulia, dan meninggalkan semua yang berada di sisimu untuk meraih yang berada di sisi Alloh … serta meninggalkan apa yang ada di dunia untuk meraih keluasan dunia dan akherat.

Suamiku tercinta …
Anda telah mengisi semua hidupmu sebagai guru, orang yang zuhud, mujahid dan beribath … kami selalu menyaksikan Anda sebagai orang yang berani, sabar, rajin berpuasa, menegakkan sholat malam dan selalu mengharap pahala dari Alloh …. Dalam tempo yang cukup lama Anda menghabiskan usia dalam keadaan terkurung di dalam rumah dan dilarang untuk keluar … dan semua orang tahu bahwa kesenangan hati Anda terletak dalam sholat juma`ah dan sholat berjamaah, berkumpul dengan kaum muslimin yang sholih, dan memberikan petunjuk kepada semua manusia, Anda menghadapi semua itu dengan sabar dan redho kepada Alloh hingga fajar kebebasan itu bersinar. Lalu, Anda kembali berdakwah dan berkumpul dengan orang-orang yang Anda cintai.

Suamiku tercinta ….
Saya ingin mengingatkan Anda tentang hari di mana masjid Syuhada di kepung, ketika itu anda tersungkur di tanah dan mengalami berbagai hal. Semua orang hanya bisa melihat tanpa reaksi, padahal Anda adalah syeikh besar yang mana bacaan Anda mampu membuat mereka menangis. Ketika itu semua orang menyaksikan guru sekaligus imam mereka diseret-seret di tanah, tetapi mereka tidak bisa berbuat apapun ataupun sekedar membela. Mereka hanya bisa menangis. Sebenarnya mereka ingin berkata tentang ikat kepala putihnya yang jatuh di tanah. Kalau seandainya warnanya bukan putih niscaya mereka tidak akan mengenalinya, tetapi hal itu adalah bukti telah dihinakannya agama.
Ujian yang berat dan menyakitkan ini telah Anda alami, tetapi seolah-olah tidak pernah terjadi apa-apa … hal itu berlalu begitu saja … gerakan tubuh Anda mengatakan “Maka bersabarlah dengan baik, karena Allohlah tempat berlindungan dari apa yang kalian sebutkan”.

Suamiku tercinta …
Saya ingatkan Anda dengan hari ketika Anda dijebloskan dalam penjara sejak lebih dari seperempat abad yang lalu. Diantara kebiasaan para sipir penjara yang ada pada hari ini adalah setiap orang namanya diganti dengan nama perempuan, kemudian dipukuli dengan pukulan yang menyakitkan, hal itu dilakukan untuk menghancurkan tekad dan keperkasaannya sejak dini hingga dia merasa hidup di tempat seperti ini sebagai orang yang hina, hati hancur dan kepala teranggguk. Siapapun yang tidak mau mengganti namanya dengan nama perempuan, niscaya akan disiksa dengan kejam dengan berbagai cara, tetapi Anda justru menolak dengan tegas untuk melakukan hal itu. Akhirnya andapun banyak mengalami siksaan, seraya tetap mengatakan : “Saya adalah Umar Ahmad Ali Abdurrohman”. Semoga Alloh selalu menjagamu wahai guru besar dan suamiku dan semoga Dia menerima semua amal sholihmu.
“Yaitu orang-orang yang apabila tertimpa musibah, mereka berujar : “Sesungguhnya kami adalah milik Alloh dan kepada-Nyalah kami akan kembali” …. Mereka itulah orang-orang yang akan mendapat sholawat dari Robb mereka dan rahmat …”.

Suamiku tercinta ….
Sering kali Anda mengulang-ulang perkataan syeikhul Islam Ibnu Taimiyyah baik ketika dihadapan kami, atau dalam khutbah-khutbah Anda, atau pelajaran-pelajaran dan pidato-pidato Anda : “Apa yang bisa diperbuat oleh musuh-musuhku kepadaku .. sungguh surga dan taman bungaku berada dalam hatiku … di manapun aku berada dia senantiasa bersamaku …jika mereka memenjarakanku, maka penjara bagiku adalah kholwat …jika mereka membunuhku, maka kematianku adalah syahid…”.

Suamiku tercinta ….
Sekarang, seakan-akan saya sedang mendengar Anda, dan suaramu yang indah seakan-akan menggoncang seluruh persendian tubuhku, bercerita tentang para rosul, dan bagaimana mereka harus menanggung berbagai siksaan kaum mereka, tetapi mereka tetap mendendangkan : “Bagaimana kami tidak bertawakkal kepada Alloh, padahal Dia telah menunjukkan jalan kepada kami, dan kami akan benar-benar bersabar dengan siksaan yang kalian timpakan kepada kami, dan kepada Allohlah hendaknya orang-orang bertawakkal”.
Jadi, sabar menghadapi siksaan dan redho kepada Alloh, adalah bekal para shiddiqin dan semboyan para sholihin. Hal itulah yang menjadikan mereka layak untuk menerima tampuk kepemimpinan dalam agama dan memimpin orang-orang beriman : “Dan Kami jadikan diantara mereka sebagai pemimpin-pemimpin yang mengikuti perintah Kami ketika mereka bersabar dan mereka yakin dengan ayat-ayat Kami”.
Sungguh, Anda tidak mendapatkan kepemimpinan dalam agama seperti ini tanpa membayar harganya … sungguh, Anda telah membayarnya dengan berlipat ganda … Anda telah membayarnya dengan kemerdekaanmu … Anda telah membayarnya dengan keterasinganmu dari keluarga dan anak-anak … sudah 15 tahun lebih Anda tidak bertemu dengan anak-anakmu … Anda tidak tahu apapun tentang mereka … Anda telah membayarnya dengan kesehatanmu

Terakhir ….
Inilah kepikunan, mulai menyerangmu untuk menggerogoti kesehatanmu … Anda tidak pernah bakhil kepada Robbmu sedikitpun …Anda telah berikan segala hal …tanpa mengungkit-ungkit ataupun menyakiti ….tanpa promosi maupun rebut-ribut … tanpa menunggu imbalan dunia … tanpa menjadikan kasus Anda sebagai penyulut manusia untuk berperang atau membisniskannya … Anda telah berkorban dengan ikhlas …hanya mengharap pahala dari Robb yang agung … di negeri yang bukan seperti ini (akherat) … Anda hanya mengharapkan pahala di sisi Alloh semata …

Perhatikanlah wahai suamiku tercinta … siapakah orang yang telah ditangkap oleh anggota dewan pada hari-hari ini selama 4 bulan, bagaiman terjadi demontrasi besar-besaran karenanya, dan semua penduduk dunia bangkit dan tidak mau tinggal diam … dan bagaimana dia menulis sebuah buku berisi kisah-kisah pengorbanannya selama masa itu, padahal jika dibanding dengan orang-orang semisalnya dia termasuk masih enak ?...

Suamiku tercinta …
Tidak ada penolong, dan pembela semakin langka … tetapi jangan khawatir … hiduplah selalu dengan firman Alloh Ta`ala yang selalu anda ulang-ulang : “Bukankah Alloh yang mencukupi hamba-Nya”. Allohlah yang mencukupi kebutuhanmu di penjara …Allohlah yang memeliharamu dalam menghadapi ujian … Allohlah yang menjagaku dalam keterasingan …. Allohlah yang menyembuhkanmu ketika sakit …Allohlah yang menenangkanmu ketika kamu marah …Allohlah yang menyayangimu dalam kegelapan batin yang kamu alami ini … Dia menyayangimu dengan cahaya bashiroh …. Menyayangimu dengan cahaya sabar, karena kesabaran adalah cahaya … Dia menyayangimu dengan cahaya Qur`an, iman dan yakin…

Suamiku tercinta ….
Perbanyaklah mengucapkan “laa haula walaa quwwata illa billah …(tidak ada daya dan kekuatan selain dari Alloh)”, karena Syeikhul Islam Ibnu Taimiyyah telah menyebutkan dalam atsar : bahwa ketika para Malaikat diperintah untuk membawa `Arsy, mereka berkata : “Wahai Robb kami, bagaimana kami bisa mengangkat `Arsy-Mu, padahal di atasnya terletak keagungan-Mu dan kebesaran Alloh ?”. maka Alloh menjawab : “Ucapkanlah “laa haula walaa quwwata illa billah …(tidak ada daya dan kekuatan selain dari Alloh)” ”. maka, ketika mereka membacanya, merekapun mampu mengangkatnya.
Sungguh ujian ini sangat berat … dan siksaan sangat dahsyat… semakin hari ujian semakin banyak … Usiamu telah mendekati 70 tahun, dan dahulu kamu mengidap sakit kencing manis dan tekanan darah serta yang lain … kemudian datanglah musibah besar ini, yaitu pembengkakan hati atau pancreas …
Tubuhmu yang lemah itu tidak akan mampu menangguh itu semua … ujianmu telah mencapai puncak … Aku berharap Anda segera bebas …krisis ini terasa berat … sebuah hadits mulia yang selalu kami yakini … dan sekarang kami semakin yakin dan yakin … serta kami banyak mengalaminya sekarang …
Kami yakin, bahwa fajar kebebasan itu akan segera bersinar … dan malam petaka akan segera berlalu … kami ingin melihatmu sebelum meninggal dunia … kami ingin merasakan bahagia berkumpul dengan Anda …kami ingin berkumpul di sekeliling Anda … Anda dekap anak-anak dan keluargamu dalam dada … dan Anda bisa merasa senang karena telah meninggalkan amanah yang tidak disia-siakan … anak-anakmu sudah pandai dalam bidang sastra, akhlak dan agama …

Semoga Alloh menyembuhkanmu wahai suamiku tercinta …
Semoga Alloh menyembuhkanmu wahai syeikh yang terhormat yang sedang dipenjara …
Semoga Alloh menyembuhkanmu wahai suamiku sang mujahid yang sedang sakit ..
Semoga Alloh menyembuhkanmu wahai suamiku yang zuhud dan berilmu yang selalu mengharap pahala dari Alloh

Aku berdoa kepada Alloh, Robb `Arsy yang agung agar Dia berkenan menyembuhkanmu …
Aku mengucapkannya sebanyak 7 kali … mudah-mudahan bisa sampai kepada Anda baik lewat stasiun maupun lautan …
Lewat langit maupun bandara …dan lewat gunung-gunung maupun lembah …
Allohlah yang maha mendengarnya …. Dan Dia maha mengetahui tentang kita …
Aku berdoa kepada Alloh subhanah untuk mengabulkan permohonan orang-orang yang sedang berduka seperti diriku ..

Suamiku tercinta ….
Dalam kesempatan ini, telah sampai kepadaku ungkapan syair Akh Muhammad Hasan, Dia menyeru dan mengatakan kepada Anda :
Wahai syeikh … bersabarlah, sungguh telah beruntung orang-orang yang sabar
Semoga Alloh membalasimu dengan surga yang kekal wahai Umar
Alloh maha tahu bahwa kamu tidak pernah redho dengan kehinaan
Dan tidak pernah tunduk kepada thoghut sebagaimana yang telah mereka saksikan
Kamu ucapkan yang benar ketika semua orang diam
Kamu tetap tegar ketika yang lain ketakutan
Tidakkah malu orang yang bersikap pengecut dengan meminta maaf
Sedangkan diri Anda dipenjara dan justru borgol-borgol itu yang meminta maaf
Semoga Alloh menghancurkan negeri yang telah memenjarakanmu
Sebuah negeri yang kejahatannya sudah kelewatan
Mereka mengatakan bahwa system Demokrasi adalah keadilan
Tidak akan ada kedholiman, penyiksaan dan kericuhan
Nama-nama (istilah-istilah) yang sebenarnya kosong
Seperti babi-babi yang di lehernya terdapat permata
Bedebah dengan kebebasan kosong dan dusta
Yang di negerinya menyamakan antara singa dengan keledai
Kekufuran itu meskipun mengenakan pakaian terindah sekalipun
Pasti suatu ketika auratnya akan terlihat dari jauh
Anda dapat melihat dengan hati yang bercahaya
Sedangkan mereka hatinya buta meskipun matanya melihat
Anda tetap memiliki generasi penerus,, bahkan Anda tetap menjadi sekolahan
Yang mencetak para pahlawan yang terus bergadang untuk menolong agama
Kapankah dating suatu hari dimana kita bisa melihat orang-orang tercinta
Yang akan merapikan barisan, sedangkan para penghina ketika itu marah

Suamiku tercinta …
Saya ingatkan Anda dengan ungkapan indah sayyid Quthub – rohimahulloh - : “Sesungguhnya kata-kata kita akan tetap keras membatu tidak bergerak, sampai apabila kita telah mati karenanya … baru dia akan bangkit berdiri tegak dan hidup bersama orang-orang yang masih hidup”.

Suamiku tercinta ….
Pada penghujung suratku …
Aku persembahkan salam, rasa rindu dan doaku kepadamu … dan kerinduan anak-anakmu yang membutuhkan dirimu pada hari ini, lebih besar dari pada hari-hari yang telah berlalu …
Mereka sangat membutuhkan bimbinganmu, sifat kebapakanmu, kasih sayang dan kelembutanmu …mereka memerlukan ilmu dan keutamaanmu …
Sekarangpun Anda juga lebih membutuhkan keberadaan mereka dibanding dengan waktu yang telah berlalu supaya Anda bisa melihat bakti mereka, kelembutan mereka, cinta mereka dan penghormatan mereka kepada pengorbanan dan usahamu …

Cukuplah Alloh bagi Anda wahai suamiku tercinta …
Tidak ada daya dan kekuatan yang kami miliki selain Dia subhanah ..
Dan terakhir … saya tidak akan mengatakan selamat berpisah … tetapi saya katakan sampai jumpa lagi …

25 Desember 2006 M
Istrimu yang setia

Ir. Fatin Syu`aib
Umu Ammar

*keterang foto ; foto ini diambil ketika Syeikh Umar Abdurrahman berkunjung ke aghanistan dalam keadaan sakit dan buta semata-mata mengharap pahala jihad fi sabilillahSee More

Tidak ada komentar:

Posting Komentar